Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini maka Nampak bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain.
Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi.
Teori-teori Kepribadian
Terdapat banyak teori tentang bagaimana sebuah kepribadian berkembang. Paling tidak terdapat 3 perspektif pada kepribadian yaitu :
1. Psychodynamic Theory
Teori ini diciptakan oleh Sigmund Freud dan merupakan tonggak awal psikologi modern. Disini dirumuskan dengan premis bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari (unconscious need) konsumen terutama dorongan biologis dan seksual merupakan inti dari motivasi dan kepribadian. Ada tiga system yang berinteraksi didalam kepribadian manusia :
• Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
• Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika social.
• Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu.
Beberapa cara atau metode yang digunakan individu untuk mengatasi masalah psikologis yaitu :
• Identifikasi
Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.
• Represi
Individu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.
• Displacement
Individu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi permen rokok.
• Prosyeksi
Individu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.
• Rasionalisasi
Individu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.
2. Neo-Freudian Personality Theory
Berbeda dari pandangan Freud bahwa kepribadian bahwa kepribadian bersumber dari insting manusia secara alamiah, Karen Hornet, salah satu peneiliti teori ini mengajukan sebuah mekanisme yang dilalui individual dalam rangka mencari jalan keluar dari konflik yang menggelisahkan. Menurutnya individu dapat dibedakan menjadi 3 kepribadian yaitu :
• Compliant Individual
Individu-individu yang cenderung mendekati orang lain. Mereka memepunyai hasrat untuk dikasihi, diingini, dan dihargai.
• Aggressives Individual
Individu-individu yang cenderung menentang orang lain. Mereka mempunyai hasrat untuk berprestasi dan mendapatkan pujian.
• Detached Individual
Individu-individu yang cenderung menjauhi orang lain. Mereka suka kemandirian, kemerdekaan, kebebasan dari kebajiban.
3. Trait Theory
Trait Theory menggunakan asumsi (1) bahwa semua individu memilik karakter berbeda, (2) karakter tersebut bersifat konsisten dan dapat diukur perbedaanya antara individu yang satu dengan yang lain.
Costa dan McCrae (1992;dalam Walzuch,2001), membagi karakter manusia menjadi 5 yaitu :
1) Extraversion
Manusia memiliki karakter extraversion adalah mereka yang suka berada didunia lain selain dunia mereka. Mereka adalah manusia ekstrovert yang focus pada dunia luar, lebih bersifat social, tidak terlalu peduli dan cepat sekali berubah.
2) Neurotism
Karakter ini ditandai dengan kondisi emosi yang tidak stabil, pesimis dan kepercayaan diri yang rendah.
3) Agreebleness
Manusia yang memiliki karakter ini cenderung berkeyakinan posotif dan menghargai nilai-nilai orang lain, mereka sangat peduli pada norma-norma masyarakat. Manusia dengan karakter ini adalah mereka yang dapat sangat dipercaya.
4) Conscientiousness
Karakter ini ditandai dengan sikap bertanggung jawab, penuh dedikasi, dan dapat dipercaya. Mereka yang berkarakter conscientiousness cenderung mengambil keputusan dengan serius dan sangat hati-hati.
5) Openess to experience
Jika seseorang memiliki karakter ini maka akan nampak pada keterbukaan cara berpikir dan mau menerima konsep-konsep baru. Umumnya mereka akan membuat keputusan yang tidak konservatif.
4. Carl Jung Theory
Carl Jung berpendapat dalam psikologi terdapat 2 dimensi cara berperilaku dan 4 fungsi dasar psikologi. Dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang arah aliran energy psikis taua perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energy psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar atau sesuatu. Sedangkan introversion adalah energy psikis yang focus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide pemikiran.
Empat fungsi dasar psikologi :
• Sensasi
Adalah sesuatu yang menjembatani aliran masuknya informasi kedalam benak konsumen
• Intuisi
Adalah suatu kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak nampak dan selalu berupaya untuk melihat pola dan gambaran besarnya.
• Berpikir
Merupakan tipe individu yang selalu menggunakan kempuan intelektualnya untuk melakukan berbagai pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.
• Perasaan
Individual yang cenderung menggunakan nilai-nilai pribadi dan perasaannya dalm proses pemecahan masalah dikelompokkan oleh Jung sebagai feeling-type.
2Relevansi Kepribadian dalam Perilaku Konsumen
Dilihat dari sudut pandang pemasaran, minat terhadap kepribadian terutama adalah untuk melihat bagaimana kepribadian konsumen mempengaruhi perilakunya. Pertanyan-pertanyaan yang menantang antara lain apakah pasar dapat disegmentasi atas dasar kepribadian? Apakah ada kaitan kepribadian dengan brand yang digunakan seseorang? Bagaimana kaitan antara kepribadian seseorang dengan kesediannya untuk mencoba sesuatu produk baru atau kesediannya untuk mencoba produk luar negeri? Begitu pula dengan bagaimana kaitan kepribadian seseorang dengan pilihannya untuk berbelanja di took tertentu dan sebagainya. Jadi pemahaman terhadap kepribadian akan membantu memahami perilaku konsumen.
Ciri-ciri kepribadian membedakan antara konsumen yang inovatif dan yang tidak (Schiffman dan Kanuk, 2000), termasuk disini ciri kepribadian yang dogmatis. Orang dengan dogmatis tinggi, sulit menerima sesuatu yang baru karena keyakinan orang ini terhadap sesuatu yang sudah diketahuinya sangat kuat. Untuk mempengaruhinya, harus digunakan figure yang berkuasa, seperti selebriti dan tokoh-tokoh masyarakat yang dikagumi. Sebaliknya, orang dengan dogmatism rendah, lebih bisa menerima sesuatu yang baru. Mereka lebih bisa dipengaruhi dengan informasi produk yang menekankan pada perbedaan dengan produk lain secara factual, dan juga informasi tentang kegunaan produk.
Sumber: http://tyorosonerri.blogspot.com/2010/03/pola-dari-kepribadian-dan-gaya-hidup.html